Jurnal Sistem Informasi dibidang Kesehatan
SISTEM INFORMASI PENJADWALAN DOKTER
BERBASIS WEB DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK CODEIGNITER
(STUDI KASUS: RUMAH SAKIT YUKUM MEDICAL
CENTRE)
Rumah Sakit Yukum Medical Centre merupakan perusahaan yang bergerak pada
bidang kesehatan, berdiri di Kabupaten Lampung Tengah. Pasien di Rumah Sakit
Yukum Medical Centre setiap tahun meningkat, dengan banyaknya pasien maka Rumah
sakit Yukum Medical Centre membutuhkan sistem informasi untuk meningkatkan
pelayanan Rumah Sakit. Sistem penjadwalan di Rumah Sakit Yukum Medical Centre
masih menggunakan kertas apabila pasien ingin mengetahui informasi jadwal
dokter dapat menanyakan kebagian informasi.
Faktor kesehatan merupakan salah satu faktor yang penting dalam kehidupan
masyarakat. Terutama untuk mendapatkan layanan kesehatan ketika sakit atau
membutuhkan pelayanan kesehatan seperti hanya sekedar konsultasi. Salah satu
sumber informasi dalam organisasi yang paling berpengaruh keberadaannya pada
Rumah Sakit Yukum Medical Centre adalah Penjadwalan Dokter. Penjadwalan
Merupakan pengaturan waktu dari suatu kegiatan operasi penjadwalan mencakup
kegiatan mengalokasikan fasilitas, peralatan ataupun tenaga kerja bagi suatu
operasi. Dalam hierarki pengambil keputusan penjadwalan merupakan langkah
terakhir sebelum dimulainya operasi.(Eddy Herjanto:2001). Sistem Penjadwalan di
Rumah Sakit Yukum Medical Centre masih menggunakan kertas apabila pasien ingin
mengetahui informasi jadwal dokter dapat menanyakan kebagian informasi. Pada
saat ini masih banyak masyarakat yang kesulitan mendapatkan informasi penting seperti
jenis pelayanan dari
suatu rumah sakit, jadwal
dokter. Faktor kesehatan merupakan salah satu faktor yang penting dalam
kehidupan masyarakat. Terutama untuk mendapatkan layanan kesehatan ketika sakit
atau membutuhkan pelayanan kesehatan seperti hanya sekedar konsultasi. Untuk
bisa mendapatkan layanan kesehatan biasanya seorang pasien harus melalui
beberapa prosedur seperti datang kerumah sakit untuk mendaftar serta mengantri dan sebagainya.
Belum lagi bila dokter yang bersangkutan sedang berhalangan hadir sehingga
tidak praktik atau sedang bertugas keluar kota. Mekanisme penjadwalan seperti
ini sangat merepotkan dan tidak efisien.
Codeigniter
Penjadwalan dokter berbasis web dengan menggunakan framework
CodeIgniter. CodeIgniter merupakan
framework PHP yang dibuat berdasarkan model view Controlleer (MVC). CI
memiliki library yang lengkap untuk mengerjakan operasi-operasi yang umum
dibutuhkan oleh aplikasi berbasis web misalnya mengakses database, memvalidasi
form sehingga sistem yang dikembangkan mudah. CI juga menjadi satusatunya Framework dengan dokumentasi yang lengkap dan
jelas. Source code CI yang dilengkapi dengan comment didalamnya sehingga lebih
memperjelas fungsi sebuah kode program dan CI yang dihasilkan sangat Bersih
(clean) dan search Engine Friendly (SEF). Codeigniter juga dapat memudahkan
developer dalam membuat aplikasi web berbasis PHP, karena framework sudah
memiliki kerangka kerja sehingga tidak perlu menulis semua kode program dari
awal. Selain itu, struktur dan susunan logis dari codeigniter membuat aplikasi
menjadi semakin teratur dan dapat fokus pada fitur-fitur apa yang akan
dibutuhkan dalam pembuatan aplikasi tersebut.(Awan Pribadi Basuki:2010) Sistem berbasis web dengan menggunakan framework codeigniter ini
dimaksudkan untuk memberikan layanan informasi jadwal praktek dokter. Sehingga
pasien tidak perlu datang kerumah sakit apabila hanya ingin melihat jadwal
dokter free untuk konsultasi
Dalam situs resmi codeigniter, (Official Website CodeIgniter,2002)
menyebutkan bahwa codeigniter merupakan framework PHP yang kuat dan sedikit
bug. Codeigniter ini dibangun untuk para pengembang dengan bahasa pemrogram PHP
yang membutuhkan alat untuk membuat web dengan fitur lengkap. Framework
Codeigniter dikembangkan oleh Rick Ellis, CEO Ellislab, Inc. kelebihan dari
framework codeigniter jika dibandingkan dengan framework lain adalah sebagai
berikut :
1. Gratis (Open-Source) Kerangka kerja
Codeigniter memiliki lisensi dibawah Apache/BSD open-source sehingga bersifat
bebas atau gratis.
2. Berukuran kecil Ukuran yang kecil merupakan
keunggulan tersendiri jika dibandingkan framework lain yang berukuran besar dan
membutuhkan resource yang besar dan juga dalam eksekusi maupun penyimpanannya.
3. Menggunakan konsep M-V-C Codeigniter
merupakan konsep M-V-C (ModelView-Controller) yang memungkinkan pemisahan
antara layer application-logic dan presentation. Dengan konsep ini kode PHP,
query Mysql, Javascript dan CSS dapat saling dipisah-pisahkan sehingga ukuran
file menjadi lebih kecil dan lebih mudah dalam perbaikan kedepannya atau
maintenance.
a. Model Kode merupakan program (berupa OOP
class) yang digunakan untuk berhubungan
dengan database MySQL sekaligus untuk memanipulasinya (input-edit-delete).
b. View Merupakan kode program berupa template
atau PHP untuk menampilkan data pada
browser.
c. Controller merupakan Kode program (berupa OOP
class ) yang digunakan untuk mengontrol aliran atau dengan kata lain sebagai
pengontrol model dan view. Adapun alur
dari program aplikasi berbasis codeigniter yang menggunakan konsep M-V-C
ditunjukkan pada gambar berikut :
(Konsep Aliran M-V-C)
Model Waterfall
Menurut Sommerville (2003) Waterfall model adalah sebuah contoh dari
dari proses perencanaan, dimana semua proses kegiatan harus terlebih dahulu
direncanakan dan dijadwalkan sebelum dikerjakan. Penggunaan model waterfall
dalam pengembangan sistem diharapkan mampu memudahkan pembuatan sehingga
pembangunan sistem bisa terstruktur.
Model air terjun (Waterfall) adalah contoh dari proses dalam rencana
driven prinsip, anda harus merencanakan dan menjadwalkan semua proses kegiatan
sebelum mulai bekerja pada mereka pada tahapan utama dari model air terjun
langsung mencerminkan kegiatan yang mendasar :
1. Requirements Analysis and Definition sistem ini layanan, kendala, dan
tujuan ditetapkan oleh konsultasi dengan pengguna sistem. Mereka kemudian
ditetapkan secara detail dan melayani sebagai spesifikasi sistem.
2. System and Software Design, proses desain sistem mengalokasikan
membutuhkan perangkat keras atau perangkat lunak sistem dengan membentuk sistem
secara keseluruhan arsitektur. Desain perangkat lunak melibatkan identifikasi
dan menggambarkan abstraksi sistem perangkat lunak.
3. Implementation and Unit Testing pada tahap ini desain perangkat lunak
adalah sebagai seperangkat program atau unit program. Unit pengujian melibatkan
verifikasi bahwa setiap unit memenuhi spesifikasinya.
4. Integration and System Testing, unit program individu atau program
diintegrasikan dan diuji sebagai sistem yang lengkap untuk memastikan bahwa
perangkat lunak persyaratan telah terpenuhi. Setelah pengujian sistem perangkat
lunak disampaikan kepada pelanggan.
5. Operation and Maintenance, biasanya ( meskipun tidak selalu), ini
adalah terpanjang fase siklus hidup. Sistem terinstal dan dimasukkan ke dalam
penggunaan praktis.
White Box
Testing
White box testing adalah pengujian yang didasarkan
pada pengecekan terhadap detail perancangan, menggunakan struktur kontrol dari
desain program secara procedural untuk membagi pengujian ke dalam beberapa
kasus pengujian. Secara sekilas dapat diambil kesimpulan white box testing
merupakan petunjuk untuk mendapatkan program yang benar secara 100%.
Pengujian dilakukan berdasarkan bagaimana suatu
software menghasilkan output dari input . Pengujian ini dilakukan berdasarkan
kode program.
Black Box Testing
Black box testing adalah pengujian yang dilakukan
hanya mengamati hasil eksekusi melalui data uji dan memeriksa fungsional dari
perangkat lunak. Jadi dianalogikan seperti kita melihat suatu koatak hitam, kit
hanya bisa melihat penampilan luarnya saja, tanpa tau ada apa dibalik bungkus
hitam nya. Sama seperti pengujian black box, mengevaluasi hanya dari tampilan
luarnya(interface nya) , fungsionalitasnya.tanpa mengetahui apa sesungguhnya
yang terjadi dalam proses detilnya (hanya mengetahui input dan output).
Black Box pengujian adalah metode pengujian
perangkat lunak yang menguji fungsionalitas aplikasi yang bertentangan dengan
struktur internal atau kerja (lihat pengujian white-box). Pengetahuan khusus
dari kode aplikasi / struktur internal dan pengetahuan pemrograman pada umumnya
tidak diperlukan. Uji kasus dibangun di sekitar spesifikasi dan persyaratan,
yakni, aplikasi apa yang seharusnya dilakukan. Menggunakan deskripsi eksternal
perangkat lunak, termasuk spesifikasi, persyaratan, dan desain untuk menurunkan
uji kasus. Tes ini dapat menjadi fungsional atau non-fungsional, meskipun
biasanya fungsional. Perancang uji memilih input yang valid dan tidak valid dan
menentukan output yang benar. Tidak ada pengetahuan tentang struktur internal
benda uji itu.
Metode uji dapat diterapkan pada semua tingkat
pengujian perangkat lunak: unit, integrasi, fungsional, sistem dan penerimaan.
Ini biasanya terdiri dari kebanyakan jika tidak semua pengujian pada tingkat
yang lebih tinggi, tetapi juga bisa mendominasi unit testing juga.
Black Box ISO 9126
International Organization
for Standarization (ISO) 9126 memberikan
standar untuk pengujian perangkat lunak dari beberapa aspek dan karakteristik.
Masing-masing aspek menggunakan alat pengujian yang berbeda. Dalam pengujian
sebuah perangkat lunak menggunakan standar ISO 9126 ada enam aspek yang harus
kita uji yaitu :
1. Aspek
Functionality
Aspek
fungsionalitas yaitu kemampuan perangkat lunak berfokus pada kesesuaian satu
set fungsi untuk dapat melakukan tugas tugas tertentu atau fungsi utama
(Zyrmiak, 2001).
2. Aspek
Security
Perangkat lunak
yang dikembangkan juga perlu diuji dari sisi keamanan (security). Perangkat
lunak harus mempunyai kemampuan dalam mencegah akses yang tidak sah, baik
secara sengaja atau tidak sengaja (Zyrmiak, 2001). Celah keamanan yang sering
dieksploitasi adalah Cross site Scripting (XSS)
dan SQL Injection (Web Application Security Consortium, 2011).
3. Aspek
Usability
Usability adalah
atribut kualitas yang digunakan untuk menilai seberapa mudah tampilan antar
muka suatu produk untuk digunakan. Kata usability juga mengacu pada metode
untuk meningkatkan kemudahan penggunaan selama proses desain. Usability
didefinisikan oleh empat kualitas komponen: Learnability, Memorability, Errors
dan Satification. Aspek Usability dievaluasi dengan mengukur kemudahan pengguna
dalam mempelajari tampilan antar muka (user interface). Dalam hal ini faktor
yang berpengaruh adalah: familiar, konsisten, general, terprediksi,
simpel.Pengguna juga dapat mengingat konteks kegunaan dari setiap komponen
antar muka (user interface) ketika kembali menggunakan sistem. Berikutnya,
sistem mampu terhindar dari kesalahan user interfaces dan dapat segera
diperbaiki ketika terjadi kesalahan. Terakhir, berhubungan dengan kepuasan
pengguna terhadap tampilan antar muka (user interfaces). Konsep dasar dari
kepuasan terletak pada program dapat bekerja sesuai dengan cara berpikir
pengguna (Nielsen, 2003).
4. Aspek
Efficiency
Efisien adalah
perilaku waktu perangkat lunak, yang berkaitan dengan respon, waktu pemrosesan,
dan pemanfaatan sumber daya, yang mengacu pada sumber daya material (memori,
CPU, koneksi jaringan) yang digunakan oleh perangkat lunak (Spinellis, 2006).
5. Aspek
Maintanability
Aspek
maintanability dijelaskan sebagai usaha yang diperlukan untuk mencari dan
membetulkan kesalahan pada sebuah program (McCall, Richards, & Walters,
1977). Sedangkan syarat ISO 9126 mendefinisikan maintability sebagai kemudahan
sebuah perangkat lunak untuk dipahami, dikembangkan, dan diperbaiki. Beberapa
indikator kriteria yang dinilai antaralain adalah consistency, simplicity,
conciseness, self-descriptiveness dan modularity.
6. Aspek
Portability
Aspek portability
didefinisikan sebagai aspek yang berkaitan dengan usaha yang diperlukan untuk
dapat mentransfer sebuah program dari sebuah lingkungan perangkat keras atau
lunak tertentu ke lingkungan yang lain (McCall, Richards & Walters, 1977).
Sedangkan syarat ISO 9126 mendefinisikan portability sebagai kemudahan sebuah
perangkat lunak dapat dipindahkan dari suatu lingkungan ke lingkungan lain
dengan mengacu pada indikator adaptability, installability, conformance dan
replaceability.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil
pembahasan mengenai perancangan, implementasi dan pengujian sistem informasi
penjadwalan dokter berbasis web dengan menggunakan framework codeigniter
didapat kesimpulan sebagai berikut :
1.
Sistem Informasi penjadwalan dokter ini melakukan
analisis dengan pengumpulan data seperti wawancara dan observasi. Dalam
pengembangan sistem mnggunakan waterfall. Analisis PIECES digunakan untuk
melakukan perbandingan antara sistem yang lama dengan sistem baru yang akan
dibuat serta menentukan analisis kebutuhan fungsional, kebutuhan non fungsional
dan analisis kelayakan untuk mengidentifikasi analisis-anlisis sistem.
2.
Sistem Informasi penjadwalan dokter dirancang
dengan alat pengembangan sistem UML (Unified Modeling Language) yang terdiri
dari usecase diagram, activity diagram, sequence diagram dan class diagram
serta menggunakan entity relationship diagram dan relasi antar tabel.
3.
Dalam membuat aplikasi sistem informasi pnjadwalan
dokter berbasis web dengan menggunakan database MySQL dan tools Dreamweaver
dengan menggunakan framework codeigniter dan bahasa pemrograman PHP.
4.
Sistem Informasi penjadwalan dokter ini dapat
mempermudah bagian informasi dan pasien. Terutama admin dan dokter dapat
menginputkan jadwal praktek dokter ter-update. Sistem ini diuji dengan
menggunakan 3 metode pengujian yaitu whitebox testing dan software tester dan
blackbox (ISO 9126) dengan melakukan pengujian kuisioner kepada bagian
informasi, doker dan pasien. Hasil dari perhitungan kualitas sistem dihasilkan
dengan presentase tanggapan sebesar 87,87 % dengan kriteria perhitungan sistem
sangat baik.
Komentar
Posting Komentar